Senin, 12 April 2010

Iran Sembunyikan Pabrik Nuklir di Gunung.

Pemerintah Iran menyatakan saat ini sedang mempertimbangkan rencana untuk membangun dua pabrik pengayaan uranium yang tersembunyi di dalam gunung. Ini untuk menghindari serangan udara.

Pengumuman itu disampaikan Kepala Lembaga Atom Iran, Ali Akbar Salehi merespons peringatan yang baru saja disampaikan petinggi AS, Jenderal David Petraeus bahwa Washington akan terus menekan Iran untuk menggagalkan program nuklir tersebut.

“Insya Allah, pada tahun Iran berikutnya (mulai bulan Maret) seperti yang diperintahkan oleh presiden kita dapat memulai pembangunan dua situs pengayaan baru,” kata Salehi mengatakan kepada kantor berita ISNA.

Bulan November lalu, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengumumkan akan membangun 10 pabrik pengayaan uranium baru. Itu setelah Teheran ditegur AS soal pembangunan pabrik pengayaan uranium yang kedua di dekat kota suci Syiah, Qom.

Salehi mengatakan, kapasitas pengayaan pabrik baru akan sama dengan fasilitas yang ada di pusat Kota Natanz. Menurut laporan badan pengawas nuklir PBB yang terbaru, Iran telah memasang 8.610 sentrifugal di Natanz, yakni sebuah perangkat yang berputar pada kecepatan supersonik untuk memperkaya uranium.

Dari jumlah tersebut, terdapat 3.772 sentrifugal pengayaan uranium aktif di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Salehi mengatakan, pabrik baru itu akan dilengkapi dengan sentrifugal generasi baru dan fasilitas yang akan tersembunyi di pegunungan sehingga dapat melindungi mereka dari serangan apapun.

Amerika Serikat mengatakan langkah diplomatik menunjukkan Iran menolak keterlibatan masyarakat internasional. “Ini adalah bukti lebih lanjut bahwa Iran menolak untuk terlibat secara kooperatif dan konstruktif dengan IAEA,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Philip Crowley kepada wartawan.

Di tempat lain, negara-negara Eropa pada pertemuan di Brussels pada hari Senin sepakat mendorong sanksi terhadap Iran. Tetapi, beberapa dari anggota Uni Eropa mengatakan diplomasi belum mencapai titik optimal. Oleh karena itu mereka menekankan perlunya keputusan lewat Dewan Keamanan PBB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

bagamaina pendapat anda